Selasa, 02 Februari 2016

Kisah Syekh Ahmad Gunung Bolla Dan Peristiwa Dumpelas Kinolong

Pada jaman dahulu, di daerah kecamatan batui, kabupaten banggai terdapat sebuah danau yang sangat indah dan airnya berwarna sangat bening. Saking indahnya danau tersebut sampai-sampai para bidadari sering turun dari khayangan untuk mandi disana. Danau itu bernama danau keramat Bolla karena letaknya ada didekat Gunung Keramat Bolla. Disamping itu danau tersebut dianggap keramat karena sering kali muncul kejadian-kejadian aneh disana.
 
Kebeningan air danau keramat Bolla telah membuat para bidadari dan siapa saja yang melihatnya jadi ingin berlama-lama ada disana. Baik untuk mandi atau sekedar menyaksikan keindahan alamnya. Beningnya air danau keramat Bolla sampai-sampai orang yang ada diatas air danau keramat dapat bercermin dan melihat wajah di air danau. Kelebihan itu pula yang kemudian membuat danau keramat Bolla jadi termasyur namanya sampai kemana-mana. Apalagi para raja dan bangsawan dari berbagai kerajaan sering datang dan mandi-mandi didanau keramat Bolla.

Tak jauh dari keramat Bolla, tinggalah satu keluarga bernama Syech Achmad. Keluarga termasuk penganut ajaran agama islam yang sangat taat. Ketaatan Syech Achmad dalam menjalankan ajaran agamanya tak perlu diragukan lagi, karena Syech Achmad dikenal sangat rajin melakukan syiar agama islam disekitar Wilayah Batui. Peran Syech Achmad akhirnya banyak masyarakat dibatui dan sekitarnya yang semuala Animisme menjadi pemeluk agama islam.

Disamping melakukan syiar agama, syech dan keluarganya sehari-hari bekerja sebagai petani dan tabib. Syech Achmad juga dikenal sangat baik, jujur, dan suka menolong orang. itulah sebabnya mereka sangat dihormati dan dicintai oleh masyarakat disekitar mereka tinggal. Diluar dari pada itu, Syech memiliki kesaktian dan ilmu kanuragan yang tinggi. Dengan segudang kelebihan itu, Syech sangat disegani oleh penduduk kampong. Selain itu Syech berparas cantik bernama Hawariah. Sebagai seorng istri Hawariah sangat menyayangi dan penurut terhdap Syech Achmad, pasangan Syech Achmad dan Hawariah mempunyai seorang putrid bernama Siti Kalabit.

Karena keluarga ini sangat rajin menjalankan perintah agama, membuat keluarga ini banyak memperoleh kemudahan. Hamper semua pekerjaan dan usaha yang dilakukan Syech Achmad keluarganya selalu akan mendapatkan ridho dan diberkahi oleh Yang Maha Kuasa. Adapun, putrid Siti Kalabit yang merupakan anak semata wayang Syech Achmad, sehari-harinya sangat sangat senang bermain dan mandi-mandi didanau keramat Bolla, yang letaknya tidak berjauhan dari tempat tinggalnya. Setiap hari Siti Kalabit akn menyempatkan diri untuk bermain, mandi, atau mencuci didanau yang indah itu. Jika sudah berada didanau, biasanya Siti Kalabit akan berlama-lama mandi dan berendam di air danau yang dingin dan bening laksana kaca itu.

Beningnya air danau keramat Bolla tidak saja bisa membuat orang dapat berkaca dari atas airnya, dan dari atas danau orangpun bisa menyaksikan semua isi danau yang cantik tersebut. Suatu ketika, Siti Kalabit datang kedanau keramat Bolla untuk mandi dan mencuci. Saat mandi Siti Kalabit duduk diatas sebah batu besar yang sebagiannya terendam dalam air danau. Tengah asik-asiknya Siti Kalabit mandi, dia sempat menatap kebawah batu yang didudukinya. Betapa kagetnya Siti Kalabit ketika melihat sebuah panorama sangat indah dalam danau. Disana Siti melihat ada sebuah bangunan cantik mirip istana. Panorama itu tentu sangat menggoda hati Siti Kalabit untuk bisa melihat lebih dekat lagi. Tanpa berpikir panjang, Siti Kalabit langsung menyelam ke bawah danau untuk melihat lebih dekat bangunan cantik mirip istana yang dilihatnya dari atas danau.
 
Setelah menyelam Putri Kalabit langsung mengitari batu. Dengan penuh selidik Siti Kalabit memeriksa batu tersebut, ternyata batu yang mirip istana itu merupakan istana tempat makhluk halus tinggal. Disaat Siti Kalabit tengah asyik menyelam dan mengamati keindahan batu, tiba-tiba tangan putrid Siti Kalabit ditarik kebawah oleh sesuatu kekuatan yang sangat kuat, tetapi yang menariknya tidak Nampak jasadnya.

Setelah ditarik kebawah, kemudian tangan putri Siti yang mengenakan gelang tangan langsung dikaitkan kebatu oleh makhluk halus yang menarik Siti Kalabit. Mendapati tangannya dikaitkan kebatu Siti Kalabit sulit untuk melepaskan diri. Langsung meronta-ronta dengan sekuat tenaga berupaya melepaskan kaitan gelang tangan dari batu, tetapi tetap saja Siti Kalabit tak dapat melepaskan kaitan tersebut. Semakin keras Siti beronta untuk melepaskan diri semakin kuat pula kaitan dirasakan. Hingga akhirnya Siti Kalabit tak berdaya kemudian menjadi lemas dan pingsan karena kehabian tenaga. Sementara itu, Syech Achmad yang berada dirumah sejak tadi menanti datangnya Siti Kalabit, mulai terlihat gelisah dan cemas.
 
“Biasanya, kalau kedanau untuk mandi dan mencuci Siti Kalabit tidak berlama-lama seperti hari ini. ada apa gerangan sampai anakku lambat pulang, keluh Syech Achmad dalam hati”.

Karena punya kesaktian, maka Syech Achmad langsung duduk tafakur sembari berdoa meminta petunjuk tentang keberadaan anaknya Siti Kalabit. Lewat doanya, Syech Achmad dapat mengetahui putrinya Siti Kalabit kini dalam bahaya. Seketika itu pula Syech Achmad berlari menuju danau keramat Bolla untuk menyelamatkan anaknya. Sampai didanau, Syech tak mendapati Siti Kalabit disana. Mata Syech kemudian mencari kesan kemari sambil memanggil-manggil nama Siti Kalabit. Sayangnya panggilan tersebut tidak pernah dijawab oleh putrinya. Hingga kemudian Syeh melihat diatas bahu tergeletak pakaian Siti Kalabit.
 
Disana Syech tahu kalau anaknya kini dalam bahaya. Syech lantas berdoa, setelah itu dia tahu anaknya tengah disandera oleh makhluk halus penjaga danau keramat dibawah air. Dalam waktu yang sangat singkat Syech sudah terjun dan mauk kedalam air. Di dasar danau akhirnya Syech mendapati putrinya Siti Kalabit sudah dalam keadaan lemas dan hamper pingsan. Syech Achmad lalu meminta kepada makhluk halus penunggu batu agar segera melepaskan putriny Siti Kalabit.
 
“Kami tak mengganggu kalian, kenapa kalian menyandera putriku. Saya minta sekarang juga putriku dapat dibebaskan”. Kata Syech kepada makhluk halus penunggu batu.
“Anak tuan telah lancang memasuki dan mengotori tempat tinggal kami, maka itu putrimu kami tahan”. Jawab penunggu danau keramat dengan angkuhnya.
“Anak kami datang kedanau untuk mencuci dan mandi. Lagi pula danau dan semua isi dunia ini kepunyaan Allah SWT, karena itu semua anak manusia yang membutuhkan dapat menggnakannya, asal dapat menjaganya dengan baik”. Tangkis Syech dengan nada masih tinggi.

Permintaan Syech agar anaknya Siti Kalabit dibebaskan, rupanya tak diindahkan makhluk halus penunggu danau keramat Bolla. Si makhluk halus penunggu batu justru mengancam Syech Achmad, akan membawa putrid Siti Kalabit untuk dijadikan pembantu dan pengikutnya. Mendapat ancaman dari makhluk halus penunggu danau, Syech Achmad yang dikenal sangat penyabar itu, langsung balik mengancam akan menghancurkan batu tempat tinggal makhluk halus kalau purti Kalabit tidak segera dibebaskan.
 
Mendapat ancaman dari Syech Achmad para penunggu batu justru hanya tertawa terbahak-bahak. Karena merasa dipermainkan oleh makhluk halus, Syech lalu mengeluarkan kampak yang terselip dipinggangnya. Setelah itu berdoa pada Tuhan YME. Usai berdoa Syech langsung mengampak batu yang menjadi tempat tinggal makhluk halus. Anehnya, kampak yang dipukulkan Syech Achmad keatas batu mampu membelah batu tersebut menjadi dua bagian. Seketika itu pula rumah tempat tinggal makhluk halus menjadi hancur, bersamaan dengan itu kaitan gelang tangan Siti Kalabit lepas dan putrid Siti terbebaskan.


Bekas kampak Syech Achmad yang membuat batu terbelah dua itu. Satunya terpelanting sangat jauh. Dan konon batu tersebut jatuh ketanah jawa, disekitar tempat permandian Dewi Sri dijember (Jawa Timur). Sedang satu bagian yang lain tertinggal dibatui, tepatnya dibendungan Batui. Karena adanya kejadian tersebut maka, danau tersebut dinamakan Ondolu Kinolong. Sedang bekas kampakan Syech pada batu yang tertinggal dibendungan Batui, bentuk permukaanya sangat rata persis seperti habis dibelah dua.

Sejak Syeh mengampak batu yang merupakan istana tempat tinggal para makhluk halus, sejak itu pula, makhluk-makhluk halus penjaga batu menghilang dan tak pernah lagi mengganggu anak manusia yang datang ke Danau Karamat.

*  Tulisan ini disadur langsung dari buku berjudul "cerita rakyat dari kabupaten banggai" yang ditulis oleh Setiyo Utomo dan Rully Sangmerah,
*  Pada naskah aslinya, cerita rakyat ini berjudul Dumpelas Kinolom.

Tidak ada komentar:

Filem Dokumenter Batui ; Mereka Yang Bertahan Di Tanah Asat

Ini adalah filem dokumentar adat batui, kabupaten banggai sulawesi tengah, filem ini menggangkat tema mereka yang bertahan di tanah adat, pr...