Pada jaman dahulu, di daerah kecamatan batui, kabupaten banggai terdapat sebuah danau yang sangat
indah dan airnya berwarna sangat bening. Saking indahnya danau tersebut
sampai-sampai para bidadari sering turun dari khayangan untuk mandi disana.
Danau itu bernama danau keramat Bolla karena letaknya ada didekat Gunung Keramat
Bolla. Disamping itu danau tersebut dianggap keramat karena sering kali muncul
kejadian-kejadian aneh disana.
Kebeningan air danau
keramat Bolla telah membuat para bidadari dan siapa saja yang melihatnya jadi
ingin berlama-lama ada disana. Baik untuk mandi atau sekedar menyaksikan
keindahan alamnya. Beningnya air danau keramat Bolla sampai-sampai orang yang
ada diatas air danau keramat dapat bercermin dan melihat wajah di air danau. Kelebihan
itu pula yang kemudian membuat danau keramat Bolla jadi termasyur namanya
sampai kemana-mana. Apalagi para raja dan bangsawan dari berbagai kerajaan
sering datang dan mandi-mandi didanau keramat Bolla.
Tak jauh dari keramat
Bolla, tinggalah satu keluarga bernama Syech Achmad. Keluarga termasuk penganut
ajaran agama islam yang sangat taat. Ketaatan Syech Achmad dalam menjalankan
ajaran agamanya tak perlu diragukan lagi, karena Syech Achmad dikenal sangat
rajin melakukan syiar agama islam disekitar Wilayah Batui. Peran Syech Achmad
akhirnya banyak masyarakat dibatui dan sekitarnya yang semuala Animisme menjadi
pemeluk agama islam.
Disamping melakukan
syiar agama, syech dan keluarganya sehari-hari bekerja sebagai petani dan
tabib. Syech Achmad juga dikenal sangat baik, jujur, dan suka menolong orang. itulah
sebabnya mereka sangat dihormati dan dicintai oleh masyarakat disekitar mereka
tinggal. Diluar dari pada itu, Syech memiliki kesaktian dan ilmu kanuragan yang
tinggi. Dengan segudang kelebihan itu, Syech sangat disegani oleh penduduk
kampong. Selain itu Syech berparas cantik bernama Hawariah. Sebagai seorng
istri Hawariah sangat menyayangi dan penurut terhdap Syech Achmad, pasangan
Syech Achmad dan Hawariah mempunyai seorang putrid bernama Siti Kalabit.
Karena keluarga ini
sangat rajin menjalankan perintah agama, membuat keluarga ini banyak memperoleh
kemudahan. Hamper semua pekerjaan dan usaha yang dilakukan Syech Achmad
keluarganya selalu akan mendapatkan ridho dan diberkahi oleh Yang Maha Kuasa. Adapun,
putrid Siti Kalabit yang merupakan anak semata wayang Syech Achmad,
sehari-harinya sangat sangat senang bermain dan mandi-mandi didanau keramat
Bolla, yang letaknya tidak berjauhan dari tempat tinggalnya. Setiap hari Siti
Kalabit akn menyempatkan diri untuk bermain, mandi, atau mencuci didanau yang
indah itu. Jika sudah berada didanau, biasanya Siti Kalabit akan berlama-lama
mandi dan berendam di air danau yang dingin dan bening laksana kaca itu.
Beningnya air danau
keramat Bolla tidak saja bisa membuat orang dapat berkaca dari atas airnya, dan
dari atas danau orangpun bisa menyaksikan semua isi danau yang cantik tersebut. Suatu ketika, Siti
Kalabit datang kedanau keramat Bolla untuk mandi dan mencuci. Saat mandi Siti
Kalabit duduk diatas sebah batu besar yang sebagiannya terendam dalam air
danau. Tengah asik-asiknya Siti Kalabit mandi, dia sempat menatap kebawah batu
yang didudukinya. Betapa kagetnya Siti Kalabit ketika melihat sebuah panorama
sangat indah dalam danau. Disana Siti melihat ada sebuah bangunan cantik mirip
istana. Panorama itu tentu sangat menggoda hati Siti Kalabit untuk bisa melihat
lebih dekat lagi. Tanpa berpikir panjang, Siti Kalabit langsung menyelam ke
bawah danau untuk melihat lebih dekat bangunan cantik mirip istana yang
dilihatnya dari atas danau.
Setelah menyelam Putri
Kalabit langsung mengitari batu. Dengan penuh selidik Siti Kalabit memeriksa
batu tersebut, ternyata batu yang mirip istana itu merupakan istana tempat
makhluk halus tinggal. Disaat Siti Kalabit tengah asyik menyelam dan mengamati
keindahan batu, tiba-tiba tangan putrid Siti Kalabit ditarik kebawah oleh
sesuatu kekuatan yang sangat kuat, tetapi yang menariknya tidak Nampak
jasadnya.
Setelah ditarik
kebawah, kemudian tangan putri Siti yang mengenakan gelang tangan langsung
dikaitkan kebatu oleh makhluk halus yang menarik Siti Kalabit. Mendapati
tangannya dikaitkan kebatu Siti Kalabit sulit untuk melepaskan diri. Langsung
meronta-ronta dengan sekuat tenaga berupaya melepaskan kaitan gelang tangan
dari batu, tetapi tetap saja Siti Kalabit tak dapat melepaskan kaitan tersebut.
Semakin keras Siti beronta untuk melepaskan diri semakin kuat pula kaitan
dirasakan. Hingga akhirnya Siti Kalabit tak berdaya kemudian menjadi lemas dan
pingsan karena kehabian tenaga. Sementara itu, Syech
Achmad yang berada dirumah sejak tadi menanti datangnya Siti Kalabit, mulai
terlihat gelisah dan cemas.
“Biasanya, kalau
kedanau untuk mandi dan mencuci Siti Kalabit tidak berlama-lama seperti hari
ini. ada apa gerangan sampai anakku lambat pulang, keluh Syech Achmad dalam
hati”.
Karena punya kesaktian,
maka Syech Achmad langsung duduk tafakur sembari berdoa meminta petunjuk
tentang keberadaan anaknya Siti Kalabit. Lewat doanya, Syech Achmad dapat
mengetahui putrinya Siti Kalabit kini dalam bahaya. Seketika itu pula Syech
Achmad berlari menuju danau keramat Bolla untuk menyelamatkan anaknya. Sampai didanau, Syech
tak mendapati Siti Kalabit disana. Mata Syech kemudian mencari kesan kemari
sambil memanggil-manggil nama Siti Kalabit. Sayangnya panggilan tersebut tidak
pernah dijawab oleh putrinya. Hingga kemudian Syeh melihat diatas bahu
tergeletak pakaian Siti Kalabit.
Disana Syech tahu kalau
anaknya kini dalam bahaya. Syech lantas berdoa, setelah itu dia tahu anaknya
tengah disandera oleh makhluk halus penjaga danau keramat dibawah air. Dalam waktu yang sangat
singkat Syech sudah terjun dan mauk kedalam air. Di dasar danau akhirnya Syech
mendapati putrinya Siti Kalabit sudah dalam keadaan lemas dan hamper pingsan.
Syech Achmad lalu meminta kepada makhluk halus penunggu batu agar segera
melepaskan putriny Siti Kalabit.
“Kami tak mengganggu
kalian, kenapa kalian menyandera putriku. Saya minta sekarang juga putriku
dapat dibebaskan”. Kata Syech kepada makhluk halus penunggu batu.
“Anak tuan telah lancang
memasuki dan mengotori tempat tinggal kami, maka itu putrimu kami tahan”. Jawab
penunggu danau keramat dengan angkuhnya.
“Anak kami datang
kedanau untuk mencuci dan mandi. Lagi pula danau dan semua isi dunia ini
kepunyaan Allah SWT, karena itu semua anak manusia yang membutuhkan dapat
menggnakannya, asal dapat menjaganya dengan baik”. Tangkis Syech dengan nada
masih tinggi.
Permintaan Syech agar
anaknya Siti Kalabit dibebaskan, rupanya tak diindahkan makhluk halus penunggu
danau keramat Bolla. Si makhluk halus penunggu batu justru mengancam Syech
Achmad, akan membawa putrid Siti Kalabit untuk dijadikan pembantu dan
pengikutnya. Mendapat ancaman dari
makhluk halus penunggu danau, Syech Achmad yang dikenal sangat penyabar itu,
langsung balik mengancam akan menghancurkan batu tempat tinggal makhluk halus
kalau purti Kalabit tidak segera dibebaskan.
Mendapat ancaman dari
Syech Achmad para penunggu batu justru hanya tertawa terbahak-bahak. Karena
merasa dipermainkan oleh makhluk halus, Syech lalu mengeluarkan kampak yang
terselip dipinggangnya. Setelah itu berdoa pada Tuhan YME. Usai berdoa Syech
langsung mengampak batu yang menjadi tempat tinggal makhluk halus. Anehnya, kampak yang
dipukulkan Syech Achmad keatas batu mampu membelah batu tersebut menjadi dua
bagian. Seketika itu pula rumah tempat tinggal makhluk halus menjadi hancur,
bersamaan dengan itu kaitan gelang tangan Siti Kalabit lepas dan putrid Siti
terbebaskan.
Bekas kampak Syech
Achmad yang membuat batu terbelah dua itu. Satunya terpelanting sangat jauh.
Dan konon batu tersebut jatuh ketanah jawa, disekitar tempat permandian Dewi
Sri dijember (Jawa Timur). Sedang satu bagian yang lain tertinggal dibatui,
tepatnya dibendungan Batui. Karena adanya kejadian tersebut maka, danau tersebut
dinamakan Ondolu Kinolong. Sedang bekas kampakan Syech pada batu yang
tertinggal dibendungan Batui, bentuk permukaanya sangat rata persis seperti
habis dibelah dua.
Sejak Syeh mengampak
batu yang merupakan istana tempat tinggal para makhluk halus, sejak itu pula,
makhluk-makhluk halus penjaga batu menghilang dan tak pernah lagi mengganggu
anak manusia yang datang ke Danau Karamat.
* Tulisan ini disadur langsung
dari buku berjudul "cerita rakyat dari kabupaten banggai" yang
ditulis oleh Setiyo Utomo dan Rully Sangmerah,
* Pada naskah aslinya, cerita rakyat ini
berjudul Dumpelas Kinolom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar