Sejarah Gerakan Mahasiswa Indonesia (SGMI)
Ketika kita sudah mulaimelupakan yang namanya JAS MERAH,maka yakinlah bahwa keruntuhan akan datang. ( Ir. Soekarno )
oleh rahmad samadi
Saat kita ingin menyelami lebih dalam perjalanan penjang arus perubahan bangsa ini, tentunya factor yang sangat menentukan ketika kita akan memahaminya sebagai sebuah manuskrip,fakta,ataukah hanya sebuah mitos belaka adalah paradigma kita dalam mengartikan setiap hal yang tampak(caverpec)atau yang tersembunyi ( under coverpec ) dari setiap fase perubahan yang telah dilalui oleh bangsa ini,yang pasti kepala dan otak kita tentunya sedah sangat sesak dengan begitu padatnya lembaran-lembaran hitah bertuliskan penggalan demi penggalan sejarah kelam bangsa ini yang sudah menjamur difikiran kita sejak duduk di bangku SD sampai saat kita sudah duduk dibangku perkuliahan. semuanya dipenuhi oleh sejarah-sejarah bohong buatan para tokoh sejarawan ingusan dan gadungan Cetakan ORDE BARU. Akan tetapi_ menurut saya bahwa janganlah kita terlalu berlama-lama diarenaBiner seperti itu,yang selalu terjebak antara mana yang benar dan mana yang salah,antara mana putih dan mana yang hitam atau mana yang paling baik antara siang atau malam.karena hal terpenting dalam membaca dan memahami sebuah sejarah adalah ketika kita sudah dapat memahami secara jelas dan mendalam tentang alur serta fase demi fase sebuah sejarah.Sepanjangsejarah perjalanan bangsa ini,salah satu instrument sejarah di negeri ini yang sangat erat menentukan kemena arah dan desain perlawanan bangsa ini adalah PERGARAKAN PEMUDA dan MAHASISWA INDONESIA, ia adalah satu-satunya penggalan sejarah di negri ini yang masih tetap terjaga alur dan fase-fasenya meskipun saya tidak bisamenjamin kebenarannya.kerena dewasa ini sudah semakin banyak penulis-penulisKegenitanyang mencoba menyajikan sejarah gerakan mahasiswa fersi pribadi,kelompok bahkan organisasi tertentu dengan tujuan untuk membesarkan gaung organisasinya di level nasional dengan cara meneragkan secara jelas dan terperinci peran kelompoknya dalam setiap gerakan yang diusung oleh mahasiswa yang kemudian dipatenkan menjadi bagian darisejarah pergarakan mahasiswa indinesia,sedangkan sisi lain, sejarah yang jelasmeneragkan partisipasi kolompok lain kemudian hanya ditulis dengan bahasa yang sangat sederhana dan bahkan dinafikan. sungguh ini adalah karakter buruk bangsa kita yang tidak pernah mau bersikap legowo dalam menghadapi kenyataan.Oleh karena itu, saya akan mencoba untuk menilis dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh semua kalangan baik siswa,mahasiswa,guru,aktivis garakan social,masyarakat yang tertarik dengan dunia gerakan mehasiswa bahkan cocok pula dibaca oleh calon-calon sejarawan gadungan yang satu saat ingin merencanakan untuk mengkaburkan lagi alur dan fase dari sejarah pergerakan mahasiswa dinegeri ini_danSEMOGAdengan memebaca tulisan ini pula,semua adik-adiku yang tergabung dalam IKATAN MAHASISWA INDONESIA KAB. BANGGAI ( IMIKB )di Gorontalo dan HMB Gorontalo Tidak akan tumbuh menjadi pemuda yang satu saat akan menghianati GENERASI, ORGANISASI, BANGSAdan AGAMANYA. Tetapi akan tumbuh menjadi kaum mudayag selalu mawas diri dan selalu AWAS dalam melakukan step-step gerakan kedepan untuk menuju kemerdekaan 100%.A MI E N………..!!!
Sejarah Gerakan Mahasiswa Indonesia( sebuah pengantar )
Ketika kita ingin mempelajari tentang sejarahgerakan mahasiswa di Indonesia, kita karus berani mengatakan bahwa saat itu pula kita telah mempelajari 89% dari sejarah terbentuknya negara ripublik Indonesia yang sangat kita cintai ini,bagaimana tidak?kalau sejak masa kebangkitannasional,masa kemerdekaan bahkan sampai pada masa-masapembangunan yang digalakkan oleh rezim ordebaru, bahkan sampaipada era reformasi sampai sekarang inisemuaya tidak pernah terlepas dari peran mahasiswa dan kaum mudasebagai motor penggeraknya. Kita bisa melihatbagaimana gerakanBudi Utomo(1908) kemudian bangkit ditengah-tengah arus penjajahan yang dirasakan oleh bangsa Indonesiaketika itu,kalian bisa melihat bagaimana progresif dan produktifnya gerakan mahasiswadan pemuda saat mereka memprakarsaiSumpah Pemuda(1928) hanya20 tahunsetelah berdirinya Budi Utomo,kalian juga bisa menilai bagaimana kecerdikan,keberanian dan sifat keras kepala kaum muda dan mahasiswa yang telah melahirkan proklamasi kemerdekaan Republic Indonesia (1945) tepat17 tahunsetelah lahirnya Sumpah Pemuda, Atau kitapun bisa melihat bagaimana gerakan mahasiswaMengganyang PKIyang sekaligus memelopori masuknya Indonesia padaEra Orde Baru(1966)21 tahunsetelah Proklamasi Kemerdekaan,kita bisa melihat betapa kritis dan beraninya mahasiswa melakukan eksi protes terhadap kebijahkan-kebijakan pemerintah orde baru beserta penyelewengan yang dilakukan suharto barsama kroni-kroninyabahkan harus mengambil SikapKomprontasi Dengan Militerpada waktu itu (1974),Belum lagi bagaimana konsolidasi garakan dari kampus ke_kampus yang dilakukan dari tahun 1974 sampai tahun 1998 yang melahirkan suatu gerakan masa yangbegitu besar sehingga membuat presiden soeharto terpaksarela untuk turun dari tampuk kekuasaannya sebagai presiden pada saat itu,sebuah petandamasuknya Indonesia diEra Reformasi(1998).Dengan mempelajari sejarah gerakan mehasiswa Indonesia Bukan berarti kita harus terlena dengan romantisme keberhasilan gerakan masa lalu_yang pada akhirnya hanya akan membuat kita mandul dalam bergerak dan kaku dalam mendisain pola gerakan baru yang cocok dengan konteks kekinian yang sedang kita hadapi skarang.paling tidak dengan mempelajari pola gerakan mahasiswa dari angkatan 08’28’sampaiangkatan 98’akan lebih menambah semangat kita untuk terus bergarek dan akan semakin memberi kepastianbagi kita bahwa gerakan mehasiswa tidak akanpernah mati,dia harus tetap surfive dan terus bermetamorfosa mengikuti gejala social yang ada disekelilingnya.gerakan mahasiswa harus tetap menjadiTanda,Penenda dan Petandabahwa penguasa sudah tidak lagi pro-terhadap rakyatnya.gerakan mahasiswa harus tetap menjadi SINGA LAPAR yang siap memangsa setiap rezim yang lalim dan menindas.Sekarang kita akan mencoba memetakan dengan singkat penggalan fase-fase sejarah pergarakan mahasiswa Indonesia secara objektif tanpa harus melebih-lebihkannyadengan cara membaginya pada 3 catatan kecil sbb:
1. MOMENTUM PENENTU GERAKAN MAHASISWA Dari MASA ke MASA.
1908Boedi Oetomo, merupakan wadah perjuangan yang pertama kali memiliki strukturpengorganisasian modern. Didirikan di Jakarta,20 Mei1908oleh pemuda-pelajar-mahasiswa dari lembaga pendidikan STOVIA, wadah ini merupakan refleksi sikap kritis dan keresahan intelektual terlepas dari primordialisme Jawa yang ditampilkannya.Pada konggres yang pertama diYogyakarta, tanggal 5 Oktober 1908menetapkan tujuan perkumpulan : Kemajuan yang selaras buat negeri dan bangsa, terutama dengan memajukan pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan industri, serta kebudayaan.Dalam 5 tahun permulaan BU sebagai perkumpulan, tempat keinginan-keinginan bergerak maju dapat dikeluarkan, tempat kebaktian terhadap bangsa dinyatakan, mempunyai kedudukan monopoli dan oleh karena itu BU maju pesat, tercatat akhir tahun 1909 telah mempunyai 40 cabang dengan lk.10.000 anggota.Disamping itu, para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Belanda, salah satunyaMohammad Hattayang saat itu sedang belajardi Nederland Handelshogeschool diRotterdammendirikanIndische Vereeningingyang kemudian berubah nama menjadi IndonesischeVereeninging tahun 1922, disesuaikan dengan perkembangan dari pusat kegiatan diskusi menjadi wadah yang berorientasi politik dengan jelas. Dan terakhir untuk lebih mempertegas identitas nasionalisme yang diperjuangkan, organisasi ini kembali berganti nama baru menjadiPerhimpunan Indonesia, tahun 1925.Berdirinya Indische Vereeninging dan organisasi-organisasi lain,seperti:Indische Partijyang melontarkan propaganda kemerdekaan Indonesia,Sarekat Islam, danMuhammadiyahyang beraliran nasionalis demokratis dengan dasar agama,Indische Sociaal Democratische Vereeninging(ISDV) yang berhaluanMarxisme, menambah jumlah haluan dan cita-cita terutama ke arah politik. Hal ini di satu sisi membantu perjuangan rakyat Indonesia, tetapi di sisi lain sangat melemahkan BU karena banyak orang kemudian memandang BU terlalu lembek oleh karena hanya menuju "kemajuan yang selaras" dan terlalu sempit keanggotaannya (hanya untuk daerah yang berkebudayaan Jawa) meninggalkan BU. Oleh karena cita-cita dan pemandangan umum berubah ke arah politik, BU juga akhirnya terpaksa terjun ke lapangan politik.Kehadiran Boedi Oetomo,Indische Vereeninging, dll pada masa itu merupakan suatu episode sejarah yang menandai munculnya sebuah angkatan pembaharu dengan kaum terpelajar dan mahasiswa sebagai aktor terdepannya, yang pertama dalam sejarah Indonesia : generasi 1908, dengan misi utamanya menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak-hak kemanusiaan dikalangan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan, dan mendorong semangat rakyat melalui penerangan-penerangan pendidikan yang mereka berikan, untuk berjuang membebaskan diri dari penindasan kolonialisme.1928Pada pertengahan 1923, serombongan mahasiswa yang bergabung dalam Indonesische Vereeninging (nantinya berubah menjadi Perhimpunan Indonesia) kembali ke tanah air. Kecewa dengan perkembangan kekuatan-kekuatan perjuangan di Indonesia, dan melihat situasi politik yang di hadapi, mereka membentuk kelompok studi yang dikenal amat berpengaruh, karena keaktifannyadalam diskursus kebangsaan saat itu. Pertama,adalahKelompok Studi Indonesia(Indonesische Studie-club) yang dibentuk di Surabaya pada tanggal29 Oktober1924 olehSoetomo. Kedua, Kelompok Studi Umum (Algemeene Studie-club) direalisasikan oleh para nasionalis dan mahasiswaSekolah TinggiTeknikdi Bandung yang dimotori olehSoekarnopada tanggal 11 Juli 1925.Diinspirasioleh pembentukan Kelompok Studi Surabaya dan Bandung, menyusul kemudianPerhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia(PPPI), prototipe organisasi yang menghimpun seluruhelemen gerakan mahasiswa yang bersifat kebangsaan tahun 1926, Kelompok Studi St. Bellarmius yang menjadi wadah mahasiswa Katolik, Cristelijke Studenten Vereninging (CSV)bagi mahasiswa Kristen, dan Studenten Islam Studie-club (SIS) bagi mahasiswa Islam pada tahun 1930-an.Dari kebangkitan kaum terpelajar, mahasiswa, intelektual, dan aktivis pemuda itulah, munculnya generasi baru pemuda Indonesia yang memunculkanSumpahPemudapada tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda dicetuskan melalui Konggres Pemuda II yang berlangsung di Jakarta pada 26-28 Oktober 1928, dimotori oleh PPPI.1945Dalam perkembangan berikutnya, dari dinamika pergerakan nasional yang ditandai dengan kehadiran kelompok-kelompok studi, dan akibat pengaruh sikap penguasa Belanda yang menjadi Liberal, muncul kebutuhan baru untuk menjadi partai politik, terutama dengan tujuan memperoleh basis massa yang luas. Kelompok Studi Indonesia berubah menjadiPartai Bangsa Indonesia(PBI), sedangkan Kelompok Studi Umum menjadiPerserikatan Nasional Indonesia(PNI).Secara umum kondisipendidikan maupun kehidupan politik pada zaman pemerintahan Jepang jauh lebih represif dibandingkan dengan kolonial Belanda,antara lain dengan melakukan pelarangan terhadap segala kegiatan yang berbau politik; dan hal ini ditindak lanjuti dengan membubarkan segala organisasi pelajar dan mahasiswa, termasuk partai politik, serta insiden kecil di Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta yang mengakibatkan mahasiswa dipecat dan dipenjarakan.Praktis, akibat kondisi yang vacuum tersebut, maka mahasiswa kebanyakan akhirnya memilih untuk lebih mengarahkan kegiatan dengan berkumpul dan berdiskusi, bersama para pemuda lainnya terutama di asrama-asrama. Tiga asrama yang terkenal dalam sejarah, berperan besar dalam melahirkan sejumlah tokoh, adalah Asrama Menteng Raya, Asrama Cikini, dan Asrama Kebon Sirih. Tokoh-tokoh inilah yang nantinya menjadi cikal bakal generasi 1945, yang menentukan kehidupan bangsa.Salah satu peran angkatan muda 1945 yang bersejarah, dalam kasus gerakan kelompok bawah tanah yang antara lain dipimpin olehChairul SalehdanSoekarnisaat itu, yang terpaksa menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta agar secepatnya memproklamirkan kemerdekaan, peristiwa ini dikenal kemudian denganperistiwa Rengasdengklok.1966Sejak kemerdekaan, muncul kebutuhan akan aliansi antara kelompok-kelompok mahasiswa, diantaranyaPerserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia(PPMI), yang dibentuk melalui Kongres Mahasiswa yang pertama di Malang tahun 1947.Selanjutnya, dalam masa Demokrasi Liberal (1950-1959), seiring dengan penerapan sistem kepartaian yang majemuk saat itu, organisasi mahasiswa ekstra kampus kebanyakan merupakan organisasi dibawah partai-partai politik. Misalnya,Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia(GMNI) dekat dengan PNI,Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia(CGMI) dekat dengan PKI,Gerakan Mahasiswa Sosialis Indonesia(Gemsos) dengan PSI,Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia(PMII) berafiliasi dengan Partai NU,Himpunan Mahasiswa Islam(HMI) dengan Masyumi, dan lain-lain.Diantara organisasi mahasiswa pada masa itu, CGMI lebih menonjol setelah PKI tampil sebagai salah satupartai kuat hasil Pemilu 1955. CGMI secara berani menjalankan politik konfrontasi dengan organisasi mahasiswa lainnya, bahkan lebih jauh berusaha mempengaruhi PPMI, kenyataanini menyebabkan perseteruan sengit antara CGMI dengan HMI, terutama dipicu karena banyaknya jabatan kepengurusan dalam PPMI yang direbut dan diduduki oleh CGMI dan juga GMNI-khususnya setelah Konggres V tahun 1961.Mahasiswa membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tanggal 25 Oktober 1966 yang merupakan hasil kesepakatan sejumlah organisasi yang berhasildipertemukan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan (PTIP) Mayjen dr. Syarief Thayeb, yakni HMI,PMII,Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Sekretariat Bersama Organisasi-organisasi Lokal (SOMAL), Mahasiswa Pancasila (Mapancas), dan Ikatan Pers Mahasiswa (IPMI). Tujuan pendiriannya, terutama agar para aktivis mahasiswa dalam melancarkan perlawanan terhadap PKI menjadilebih terkoordinasi dan memiliki kepemimpinan.Munculnya KAMI diikuti berbagai aksi lainnya, seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), dan lain-lain.Pada tahun1965dan1966, pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak terlibat dalam perjuangan yang ikut mendirikanOrde Baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan '66, yang menjadi awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional, sementara sebelumnya gerakan-gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan. Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu adalah mereka yang kemudian berada pada lingkar kekuasaan Orde Baru, di antaranyaAkbar Tanjung,Cosmas BatubaraSofyan Wanandi,Yusuf Wanandi, dll. Angkatan '66 mengangkat isuKomunissebagai bahaya laten negara. Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi olehPKI(Partai Komunis Indonesia). SetelahOrde Lamaberakhir, aktivis Angkatan '66 pun mendapat hadiah yaitu dengan banyak yang duduk di kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabibet pemerintahan Orde Baru.1974Realitas berbeda yang dihadapi antara gerakan mahasiswa 1966 dan 1974, adalah bahwa jika generasi 1966 memiliki hubungan yang erat dengan kekuatan militer, untuk generasi 1974 yang dialami adalah konfrontasi dengan militer.Sebelum gerakan mahasiswa 1974 meledak, bahkan sebelum menginjak awal 1970-an, sebenarnya para mahasiswa telah melancarkan berbagai kritik dan koreksi terhadap praktek kekuasaan rezim Orde Baru, seperti:*.Golputyang menentang pelaksanaanpemilupertama di masa Orde Baru pada1972karenaGolkardinilai curang.*.Gerakan menentang pembangunanTaman Mini Indonesia Indahpada1972yang menggusur banyak rakyat kecil yang tinggal di lokasi tersebut.Diawali dengan reaksi terhadap kenaikan hargaBahan Bakar Minyak (BBM), aksi protes lainnyayang paling mengemuka disuarakan mahasiswa adalah tuntutan pemberantasan korupsi. Lahirlah, selanjutnya apa yang disebut gerakan "Mahasiswa Menggugat" yang dimotoriArif Budimanyang progaram utamanya adalah aksi pengecaman terhadap kenaikan BBM, dan korupsi.Menyusul aksi-aksi lain dalam skala yang lebih luas, pada 1970 pemuda dan mahasiswa kemudian mengambil inisiatif dengan membentuk Komite Anti Korupsi (KAK) yang diketuai olehWilopo. Terbentuknya KAK ini dapat dilihat merupakan reaksi kekecewaan mahasiswa terhadap tim-tim khusus yang disponsori pemerintah, mulai dari Tim Pemberantasan Korupsi (TPK), Task Force UI sampai Komisi Empat.Berbagai borok pembangunan dan demoralisasi perilaku kekuasaan rezim Orde Baru terus mencuat. Menjelang Pemilu 1971, pemerintah Orde Baru telah melakukan berbagai cara dalam bentuk rekayasa politik, untuk mempertahankan dan memapankan status quo dengan mengkooptasi kekuatan-kekuatan politik masyarakat antara lain melalui bentuk perundang-undangan. Misalnya, melalui undang-undang yang mengatur tentang pemilu,partai politik, dan MPR/DPR/DPRD.Muncul berbagai pernyataan sikap ketidakpercayaan dari kalangan masyarakat maupun mahasiswa terhadap sembilan partai politik dan Golongan Karya sebagai pembawa aspirasi rakyat. Sebagai bentuk protes akibat kekecewaan, mereka mendorang munculnya Deklarasi Golongan Putih (Golput) pada tanggal28 Mei1971yang dimotori oleh Arif Budiman,Adnan Buyung Nasution,Asmara Nababan.Dalam tahun 1972, mahasiswa juga telah melancarkan berbagai protes terhadap pemborosan anggaran negara yang digunakan untuk proyek-proyek eksklusif yang dinilai tidakmendesak dalam pembangunan,misalnya terhadap proyek pembangunanTaman Mini Indonesia Indah(TMII) di saat Indonesia haus akan bantuan luar negeri.Protes terus berlanjut.Tahun 1972, dengan isu harga beras naik, berikutnya tahun 1973 selalu diwarnai dengan isu korupsi sampai dengan meletusnya demonstrasi memprotes PM JepangKakuei Tanakayang datang ke Indonesia danperistiwa Malaripada15 Januari1974. Gerakan mahasiswa di Jakarta meneriakan isu"ganyang korupsi" sebagai salah satu tuntutan"Tritura Baru" disamping dua tuntutan lainnya Bubarkan Asisten Pribadi dan Turunkan Harga; sebuah versi terakhir Tritura yang muncul setelah versi koran Mahasiswa Indonesia di Bandung sebelumnya. Gerakan ini berbuntut dihapuskannya jabatanAsisten PribadiPresiden.1978Setelah peristiwa Malari, hingga tahun 1975 dan 1976, berita tentang aksi protes mahasiswa nyaris sepi. Mahasiswa disibukkan dengan berbagai kegiatan kampus disamping kuliah sebagain kegiatan rutin, dihiasi dengan aktivitas kerja sosial, Kuliah Kerja Nyata (KKN), Dies Natalis, acara penerimaan mahasiswa baru, dan wisuda sarjana. Meskipun disana-siniaksi protes kecil tetap ada.Menjelang dan terutama saat-saat antara sebelum dan setelahPemilu 1977, barulah muncul kembali pergolakan mahasiswa yang berskala masif. Berbagai masalah penyimpangan politik diangkat sebagai isu, misalnya soal pemilu mulai dari pelaksanaan kampanye, sampai penusukan tanda gambar, pola rekruitmen anggota legislatif, pemilihan gubernur dan bupati di daerah-daerah, strategi dan hakekat pembangunan, sampai dengan tema-tema kecillainnya yang bersifat lokal. Gerakan ini juga mengkritik strategi pembangunan dan kepemimpinan nasional.Awalnya, pemerintah berusaha untuk melakukan pendekatan terhadap mahasiswa, maka pada tanggal 24 Juli 1977 dibentuklah Tim Dialog Pemerintah yang akan berkampanye di berbagai perguruan tinggi. Namun demikian, upaya tim ini ditolak oleh mahasiswa. Pada periode ini terjadinya pendudukan militer atas kampus-kampus karena mahasiswa dianggap telah melakukan pembangkangan politik, penyebab lain adalah karena gerakan mahasiswa 1978 lebih banyak berkonsentrasi dalam melakukan aksi diwilayah kampus. Karena gerakan mahasiswa tidak terpancing keluar kampus untuk menghindari peristiwa tahun 1974, maka akhirnya mereka diserbu militer dengan cara yang brutal. Hal ini kemudian diikuti oleh dihapuskannya Dewan Mahasiswa dan diterapkannya kebijakanNKK/BKKdi seluruh Indonesia.Soeharto terpilih untuk ketiga kalinyadan tuntutan mahasiswa pun tidak membuahkan hasil. Meski demikian, perjuangan gerakan mahasiswa 1978 telah meletakkan sebuah dasar sejarah, yakni tumbuhnya keberanian mahasiswa untuk menyatakan sikap terbuka untuk menggugat bahkan menolak kepemimpinan nasional.Era NKK/BKKSetelah gerakan mahasiswa 1978, praktis tidak ada gerakan besar yang dilakukan mahasiswa selama beberapa tahun akibat diberlakukannya konsep Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) oleh pemerintah secara paksa.Kebijakan NKK dilaksanakan berdasarkan SK No.0156/U/1978 sesaat setelahDooed Yusufdilantik tahun1979. Konsep ini mencoba mengarahkan mahasiswa hanya menuju pada jalur kegiatan akademik, dan menjauhkan dari aktivitas politik karena dinilai secara nyata dapat membahayakan posisi rezim. Menyusul pemberlakuan konsep NKK, pemerintah dalam hal iniPangkopkamtibSoedomomelakukan pembekuan atas lembaga Dewan Mahasiswa, sebagai gantinya pemerintah membentuk struktur keorganisasian baru yang disebut BKK. Berdasarkan SK menteri P&K No.037/U/1979 kebijakan ini membahas tentang Bentuk Susunan Lembaga Organisasi Kemahasiswaandi Lingkungan Perguruan Tinggi, dan dimantapkan dengan penjelasan teknis melalui Instruksi Dirjen Pendidikan Tinggi tahun 1978 tentang pokok-pokok pelaksanaan penataan kembali lembaga kemahasiswaan di PerguruanTinggi.Kebijakan BKK itu secara implisif sebenarnya melarang dihidupkannya kembali Dewan Mahasiswa, dan hanya mengijinkan pembentukan organisasi mahasiswa tingkat fakultas (Senat Mahasiswa Fakultas-SMF) dan Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF). Namun hal yang terpenting dari SK ini terutama pemberian wewenang kekuasaan kepada rektor dan pembantu rektor untuk menentukan kegiatan mahasiswa, yang menurutnya sebagai wujud tanggung jawab pembentukan, pengarahan, dan pengembanganlembaga kemahasiswaan.Dengan konsep NKK/BKK ini, maka peranan yang dimainkan organisasi intra dan ekstra kampus dalam melakukan kerjasama dan transaksi komunikasi politik menjadi lumpuh. Ditambah dengan munculnya UU No.8/1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan maka politik praktis semakin tidak diminati oleh mahasiswa,karena sebagian Ormas bahkan menjadi alat pemerintah atau golongan politik tertentu. Kondisi ini menimbulkan generasi kampus yang apatis, sementara posisi rezim semakin kuat.Sebagai alternatif terhadap suasana birokratis dan apolitis wadah intra kampus, di awal-awal tahun 80-an muncul kelompok-kelompok studi yang dianggap mungkin tidak tersentuh kekuasaan refresif penguasa. Dalam perkembangannya eksistensi kelompok ini mulai digeser oleh kehadiran wadah-wadahLembaga Swadaya Masyarakat(LSM) yang tumbuh subur pula sebagai alternatif gerakan mahasiswa. Jalur perjuangan lain ditempuh oleh para aktivis mahasiswa dengan memakai kendaraan lain untuk menghindari sikap represif pemerintah, yaitu dengan meleburkan diri dan aktif diOrganisasi kemahasiswaan ekstra kampussepertiHMI(himpunan mahasiswa islam),PMII(Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia),GMNI(Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia),PMKRI(Pergerakan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia),GMKI(Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) atau yang lebih dikenal dengankelompok Cipayung. Mereka juga membentuk kelompok-kelompok diskusi dan pers mahasiswa.Beberapa kasus lokal yang disuarakan LSM dan komite aksi mahasiswa antara lain: kasus tanah wadukKedung Ombo,Kacapiring, korupsi di Bapindo, penghapusan perjudian melalui Porkas/TSSB/SDSB.1990Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah Mendikbud Fuad Hasan kebijakan NKK/BKK dicabut dan sebagai gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK). Melalui PUOK ini ditetapkan bahwa organisasi kemahasiswaan intra kampus yang diakui adalah Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT), yang didalamnya terdiri dari Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).Dikalangan mahasiswa secara kelembagaan dan personal terjadi pro kontra, menamggapi SK tersebut. Oleh mereka yang menerima, diakui konsep ini memiliki sejumlah kelemahan namun dipercaya dapat menjadi basis konsolidasi kekuatan gerakan mahasiswa. Argumen mahasiswa yang menolak mengatakan, bahwa konsep SMPT tidak lain hanya semacam hiden agenda untuk menarik mahasiswa ke kampus dan memotongkemungkinan aliansi mahasiswa dengan kekuatan di luar kampus.Dalam perkembangankemudian, banyak timbul kekecewaan di berbagai perguruan tinggi karena kegagalan konsep ini. Mahasiswa menuntut organisasi kampus yang mandiri, bebas dari pengaruh korporatisasi negara termasuk birokrasi kampus. Sehingga, tidaklah mengherankan bilaakhirnya berdiri Dewan Mahasiswa di UGM tahun 1994 yang kemudian diikuti oleh berbagai perguruan tinggi di tanah air sebagai landasan bagi pendirian model organisasi kemahasiswaan alternatif yang independen.Dengan dihidupkannya model-model kelembagaan yang lebih independen, meski tidak persis serupa dengan Dewan Mahasiswa yang pernah berjaya sebelumnya upaya perjuangan mahasiswa untuk membangun kemandirian melalui SMPT, menjadi awal kebangkitan kembali mahasiswa ditahun 1990-an.Gerakan yang menuntut kebebasan berpendapat dalam bentuk kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik di dalam kampus pada1987-1990sehingga akhirnya demonstrasi bisa dilakukan mahasiswa di dalam kampus perguruan tinggi. Saat itu demonstrasi di luar kampus termasuk menyampaikan aspirasi denganlongmarchke DPR/DPRD tetap terlarang.1998Gerakan 1998 menuntutreformasidan dihapuskannya "KKN" (korupsi, kolusi dan nepotisme) pada1997-1998, lewatpendudukan gedung DPR/MPRoleh ribuan mahasiswa, akhirnya memaksa PresidenSoehartomelepaskan jabatannya. Berbagai tindakan represif yang menewaskan aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini di antaranya:Peristiwa Cimanggis,Peristiwa Gejayan,Tragedi Trisakti,Tragedi Semanggi IdanII,Tragedi Lampung. Gerakan ini terus berlanjut hinggapemilu 1999.
2.ANGKATAN GERAKAN.
Dalam setiap momentumnya,gerakan mahasiswa Indonesia selalu identik dengan pergantian kekuasaan atau keruntuhan suatu rezim. Isu-isu penyelewengan para penguasa dan slogan-slogan pro-demokkrasi seakan menjadi sebuah kekuatan maha dahsyat yang sanggup meluluh-lantakan semua yang mengahalanginya,lihat saja bagaimana sukarno dan suharto harus turun dari kursi kepresidenan ketika gerakan masyarakat dan mahasiswa bersatu untuk menuntut berbagai macam persoalan yang tak kunjung diselesaikan oleh kedua tokoh yang sempat menjadi orang nomor satu dinegara kita ini.sejak bangsa kita memperoleh haknya sebagai bangsa yang merdeka dengan terbentuknya Negara republic Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945 sampai dengan masasekarang ini kita sudah melewati 5 pilar gerakan pro-demokrasi yang berusaha dikobarkan oleh temen-temen kita mulai dari gerakan66’74’ sampai pada gerakan90’ yang kemudian kita kenal dengan sebutan ANGKATAN dan olehHariman Siregardiabadikan dalam bukunya yang berjudul “Gerakan Mahasiswa Pilar ke-5 Demokrasi”ANGKATAN:ØPilar Pertama yaitu Angkatan 66’yangditandai dengan kejatuhan rezim orde lama dan sebagai batu tapal berkuasanya rezim otoriter orde baru.ØPilar ke Dua yaitu angkatan 74’yang ditandai dengan pecahnya tragedy MALARI.Øpilar ke Tiga yaitu Angkatan 78’yang ditandai dengan merebaknya berbagai aksi parlemen jalanan dan dikampus-kampus dengan isu KKN , penolakan terhadap kepemimpinan nasional sampai pada diberlakukannya NKK/BKK.ØPilar ke Empat yaitu Angkatan80’yang ditandai dengan dikuasainya kampus-kampus oleh militer dan pemberlakuan pelarangan melakukan gerakan dikampus sehigga terbentuklah pers kampus dan kelompok-kelompok study.ØPilar ke Lima yaitu Angkatan 90’yang ditandai dengan lengsernya suharto sekaligus petanda berakhirnya rezim Orde Baru
3. KARAKTERISTIK GERAKAN MAHASISWA Dari GENERASI 08’sampai 98’Setelah kita sudah mengetahui tentang bagaimana gerakan mahasiswa mulai dari 08’ sampai dengan gerakan mahasiswa 98 yang telah berhasilmenilis sejarah mereka dengan keringat dan darah sendiri,maka sekarang kita harus melengkapi sejarah itu dengan mengetahui pula karakteristik dari masing-masing generasi agar dapat kita jadikan tembahan peluru buat kita dalam proses pencarian bentuk dan pola strategis gerakan perlawanan hari ini.Menurut Drs. sudiyo dalam bukunya “arus perjuangan pemuda dari masa ke masa “telah membedakan secara jelas karakteristik radi tiap-tiapgenerasi sbb :
ØGenerasi 28’mengedepankan persatuan dan kesatuan dan bersifat non-koperasi
ØGenerasi 45’militan progresif dan revolusionerØGenerasi 66’rasionalisasi danfungsionalisasi
ØGenerasi 98’moral forst
4. HARAPAN KEDEPAN
Sederet keberhasilan gerakan perubahan yang dimotori oleh generasi kita terdahulu tentunya bisa saja kita banggakan_namun pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah karna kita terlalu miskin pola gerakan hari ini,sehingga membuat kita sangat kesulitan dalam menemukan momentum yang tepat untuk memulai sebuah gerakan perubahan? Ataukah kita memang sudah kehilangan ruh dan semangat kita sebagai kaum muda yang hakikatnya selalu bergerak terus mencari sumur kebenaran,sehingga kita hari ini sangat mudah terjerembab dalam ruang –ruang pragmatis,oportunis dan bahkan menjadi mahasiswa yang hipokrit?lembaran yang bertuliskan sejarah ini sungguh tidak akan memberikan kita apa-apa apabila ia tidak segera didorong ketingkatan praksis kawan.ingatlah bahwa penindasan dinegeri ini terus berjalan,tapi apakah gerakan perlawanan terus berjalan?sebuah pertanyaan besar yang harus kita jawab bersama sebagai kaum terpelajar.Waullahulmuafiq illa Aquamutariq Wasallamuallaikum Wr,Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar