Kerangka Acuan Kegiatan
Term Of Reference
(TOR)
Bedah Buku “ Jihad NU Melawan Korupsi”
Black wall Cofee, Kota
Gorontalo, 27 Januari 2017
“Nahdlatul Ulama adalah jamiyyah yang lurus bersifat memperbaiki dan
menyantuni. Ia manis terasa di mulut orang-orang yang baik, dan bengkal di
tenggorokan orang-orang yang tidak baik. Dalam hal ini hendaklah Anda sekalian
saling mengingatkan dengan kerjasama yang baik. Dengan petunjuk yang memuaskan
dan ajakan memikat serta hujjah yang tak terbantahkan.”
Hadratussyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari
(10 April 1875 – 25 Juli 1947)
Sumber: Mukadimah Qanun Azasi 1926
1.
Gambaran Umum
Sebagai bagian penting dari
komponen bangsa yang memiliki andil besar dalam panggung sejarah geneology
terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, Nahdatul Ulama tentunya
memiliki peran tenting dalam semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara.
Peran strategisnya sebagai
organisasi sosial keagamaan sekaligus sebagai organisasi massa Islam terbesar
di Indonesia tidak hanya dialktualisasikan dalam aras gerakan keagamaan dan
keberpihakannya terhadap pelestarian tradisi Nusantara. Namun lebih dari itu,
kaum Nahdiyin terus berusaha mempertegas perannya dalam melanjutkan cita-cita
luhur pendirinya untuk memastikan kehidupan bangsa yang lebih sejahtera dan
berkeadilan.
Sementara itu, salah satu persoalan
pelik yang dihadapai bangsa Indonesia dewasa ini adalah KORUPSI. Perilaku korup
inilah yang semakin hari semakin menggerogoti dan melemahkan sendi-sendi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan yang sangat memprihatinkan adalah
tercatatnya nama Indonesia sebagai salah satu negara dengan Indeks Persepsi
Korupsi (IPK) yang terbilang buruk, justru bersumber dari perilaku koruptif para
pengusa, politisi dan penyelenggara negara baik dilevel nasional maupun
ditingkat daerah.
Kondisi bangsa yang kian terpuruk
oleh tinta hitam korupsi inilah yang menjadi salah satu konsen dalam bahasan
buku dengan judul “Jihad NU Melawan
Korupsi” hasil inisiasi LAKPESDAM-PBNU, Gusdurian, Kemitraan, dan KPK yang
diterbitkan bulan Juni 2016. Buku ini tidak hanya menunjukkan komitmen NU dalam
perannya perang melawan korupsi, tetapi juga mengedukasi masyarakat agar lebih
peka dengan persoalan korupsi.
Dalam ulasan mukaddimahnya, buku
ini mencoba memotivasi pembacanya bahwa “Salah satu alat diplomasi Indonesia ke
dunia internasional adalah kebanggaan bahwa kita adalah negeri muslim terbesar
di dunia yang moderat dan toleran. Indonesia juga dilihat sebagai negeri muslim
dengan tingkat perkembangan demokrasi yang membanggakan. Indonesia dihitung
sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Kita bisa berbangga
dengan perkembangan demokrasi di Indonesia. Meskipun masih ada sejumlah
kalangan mempersoalkan relasi Islam dan demokrasi, tapi faktanya demokrasi
telah menjadi pilihan jalan politik yang mampu mengkanalisasi seluruh perbedaan
orientasi politik di Indonesia”.
Namun lebih lanjut dibeberkan suatu
kenyataan dimana kebanggaan itu harus terinterupsi kalau kita menengok
persoalan korupsi di Indonesia. Korupsi dalam berbagai modusnya benar-benar
menjadi penyakit yang menggerogoti daya tahan bangsa ini. Hampir semua lini
kehidupan masyarakat kita tidak bisa sepenuhnya dilepaskan dari perilaku koruptif.
Tidak mengherankan bila Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia terbilang
buruk.
Buku ini juga menghadirkan hasil
data riset penulis yang dilakukan sejak Tahun 2013 sampai Agustus 2014 dengan Indikator
penilaian terkait prinsip transparansi dan akuntabilitas untuk pejabat politik,
pemerintah daerah, dan diberbagai level penyelenggara negara, Sehingga analisis
dan telaah kritis yang dikemukakan penulisnya benar-benar memiliki dasar
pijakan yang kuat baik dari segi tekstual
maupun kontekstual. Dalam pokok-pokok
bahasanya, buku Jihad NU Melawan Korupsi ini juga menyugukan solusi yang
konstruktif, konprehensif, dan terukur baik melalui putusan bahtsul masa’il maupun
rekomendasi-rekomendasi yang dikeluarkan, menunjukkan bahwa NU memberi
perhatian serius terhadap persoalan korupsi. Bahwa korupsi adalah kejahatan
luar biasa yang hanya bisa ditekan atau di berantas apabila terjadi kesamaan
persepsi dan sinergitas antara pemerintah, penegak hukum dan masyarakat dalam
hal membangun karakter dan semangat anti korupsi.
Semangat jihad melawan korupsi
seperti gagasan dalam buku inilah yang coba didiskusikan oleh Lembaga Kajian
Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam NU Kota Gorontalo) melalui
kegiatan bedah buku “Jihad NU Melawan Korupsi” bekerja sama dengan Gusdurian,
dan Ansor Kota Gorontalo, serta mendapat dukungan penuh dari PWNU Provinsi
Gorontalo,
2.
Tujuan
dan Manfaat
Selama
ini tema Korupsi lebih banyak dipandang sebagai ranah bahasan Hukum, sehingga
berbagai analisis konstruktif dan telaah kritis dalam pandangan agama masih
sangat jarang kita temui khususnya di Gorontalo, padahal masalah korupsi sudah
menjadi masalah umat manusia yang didalamnya ada norma agama. Oleh karena itu keberadaan
agama yang mengambil peran sebagai pedoman moral manusia sangat diperlukan agar
jalan panjang pemberantasan dan pencegahan perilaku koruptif selaras dan
bersinergi anatar norma hukum, norma adat, dengan norma-norma universal dalam
islam.
Melalui
bedah buku “Jiahad NU Melawan Korupsi” diharapkan bisa memperkaya hasanah
pengetahuan dan wawasan kita dalam memahami konsepsi “Jihad” dalam pandangan
islam dan seperti apa dan mengapa NU mengajak dan mengajarkan kita untuk secara
berjamaah berjihad melawan KORUPSI.
Adapun
manfaat dari bedah buku “Jihat NU Melawan Korupsi” ini adalah dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Ø Internal
Melalui
bedah buku ini diharapkan bisa media peningkatan kapasitas inteketual dan
penguatan pemahaman serta pengetahuan untuk badan-badan otonom dan lembaga NU
yang ada di Gorontalo tentang konsep dan pandangan NU dalam hal jihad melawan
korupsi.
Ø Eksternal
Mensosialisasikan
ide dan gagasan yang ada dalam buku “Jihad NU Melawan Korupsi” kepada
Organisasi Kepemudaan, NGO, LBH, Akademisi, Praktisi social, pemerintah dan
masyarakat Gorontalo, sehingga semangat jihat melawan korupsi bisa membumi di
tanah Gorontalo.
3.
Pembicara.
Adapaun
pembicara utama dalam bedah buku “Jihad NU Melawan Korupsi” adalah sebagai
berikut :
Pembicara : Abi Setyo Nugroho ( LAKPESDAM PBNU )
:
Utusan KPK RI
Pembanding : Ir. Alim Niode, M.Si, ( Kepala Ombudsman RI
Provinsi Gorontalo dan Budayawan )
: Prof. Dr. Sarson Pomalato, M.Pd, ( Direktur
Paska Sarjana UNG)
Moderator :
Dikson Yasin, S.H.I, M.H.I.
4.
Target Peserta
Target peserta yang diharapkan hadir
dalam kegiatan bedah buku ini adalah sejumlah 340 orang peserta yang terdiri
dari :
-
Pejabat
di Lingkungan Pemerintah Daerah sejumlah 10 orang
-
PWNU
Provinsi Gorontalo sejumlah 25 orang
-
Akademisi,
Guru, Politisi, Praktisi sejumlah 20 orang
-
Aliansi
Jurnalis Independen (AJI) Gorontalo 20 orang
-
Organisasi
Kepemudaan dan Organisasi Mahasiswa sejumlah 50 orang
-
NGO,
LSM, LBH sejumlah sejumlah 20 orang
-
Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se-Gorontalo 20 orang
-
Lakpesdam
Kota Gorontalo sejumlah 25 orang
-
Jaringan
Gusdurian Gorontalo sejumlah 25 orang
-
IPNU
dan IPPNU Gorontalo sejumlah 25 orang
-
Fatayat
NU Gorontalo sejumlah 25 orang
-
Muslimat
NU Gorontalo sejumlah 25 orang
-
PC.PMII
Kota Gorontalo sejumlah 10 orang
-
PC.PMII
Kab.Gorontalo sejumlah 10 orang
-
KOPRI
PMII Kota Gorontalo sejumlah 10 orang
-
KOPRI
PMII Kab.Gorontalo sejumlah 10 orang
-
Banser
NU Gorontalo sejumlah 25 orang
5.
Waktu Dan Lokasi
Hari/ Tanggal :
Jumat, 27 Januari 2017
Waktu :
18.30 Wita, Sampai Selesai.
Lokasi :
Black Wall Coffee, Jln Agusalim. Kota Gorontalo
6.
Penyelenggara
Kegiatan
Kegiatan bedah
buku ini diselenggarakan oleh Lakpesdam NU Kota Gorontalo bekerjasama dengan
Gusdurian Gorontalo, Dan Ansor Kota Gorontalo. Serta mendapat dukungan penuh
dari PWNU Provinsi Gorontalo.
7.
Susunan Panitia
Bedah Buku “Jihad NU Melawan
Korupsi”
Pelindung : Dr. H. Zulkarnain Sulaeman, M.H.I.
(Ketua
PWNU Provinsi Gorontalo)
Penasehat : Ariyanto Mopangga, S.Ag.
:
Muhlis Huntua, S.Ag, M.Si.
:
Moh. Jufryhard
:
Meis Kiraman
:
Firman Ikhwan
Penanggung Jawab : Wahyudin Mamonto
:
Cristopel Paino
Ketua Panitia : Rahmad Samadi
Sekertaris : Abdul Kadir Lawero
Bendahara : Inal Datunsolang
Seksi Acara : Anggi Mamonto
:
Rin Kobandaha
Seksi Humas :
Djemy Radji
: Evol Paino
:
Aprianto Miu
:
Pepen
Seksi Peralatan :
Nikky Iriandi Ilanunu
:
Adri Yudha I. Damongi
:
Adi Lakoro
:
Zulhan Potabug
Seksi Konsumsi :
PMII Komisariat IAIN Cab. Kota Gorontalo
Seksi Penggalangan
Dana, Dekorasi Dan
Dokumentasi :
Ersandi Paputungan
:
Irsandi Posuma
:
Mukli Gaib
:
Aldirman S.Pawata
:
Radli Dodo
:
Rizky Potabuga
:
Zulkifly D. Karau
:
A Fahrul Rozi
8.
Sumber dana
Sumber dana dari kegiatan bedah
buku “Jihad NU Melawan Korupsi” adalah berasal dari PWNU Provinsi Gorontalo dan
PCNU Kota Gorontalo.
9.
Agenda Acara
Terlampir
10.
Rencana Anggaran
Terlampir
11.
Penutup
Demikian
Tor of Reference ini dibuat, agar dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan
kegiatan.
Lampiran
1
Agenda Acara Bedah Buku “Jihad NU Melawan Korupsi”
Black Wall Coffee, 27 Januari 2017
WAKTU
|
ACARA
|
PENGISI ACARA
|
TEMPAT
|
18.45-19.00
|
Pembukaan
|
Risno
Ahaya (Maestro Gambus Gorontalo)
|
Black
Wall Coffee
|
19.00-19.10
|
Opening Ceremony
|
MC
|
|
19.10-19.15
|
Sambutan
|
- Wahyudin
Mamonto (Ketua Lakpesdam NU Kota
Gorontalo)
- Dr. H.
Zulkarnain Sulaeman,M.H.I. (Ketua PWNU Prov.Gorontalo) sekaligus Membuka dengan resmi Kegiatan Bedah Buku “Jihad NU Melawan Korupsi”
|
|
19.15-19.30
|
Pemaparan
Moderator
|
Dikson
Yasin, S.Hi, M.H.I.
|
|
19.30-20.30
|
Pemaparan Materi
|
Narasumber
Dan Pembanding
|
|
20.30-20.50
|
Tanya Jawab
|
Moderator
|
|
20.50-21.00
|
Penutup
|
MC
|
|
21.00-21.30
|
Deklarasi
Gorontalo Anti Korupsi Dan Foto Bersama
|
MC
|